Sinopsis & Review Film Social Syndrome (2018)



Judul: Social Syndrome (2018)

Genre: Scifi, Drama, Thriller

Rate imdb: 7,7/10

Jumlah: 8 eps
Durasi: 40 menit/eps
Produksi:
~ Libe Tv
Sutradara:
~ Kritsada Kaniwichaphon
~ Pairach Khumwan
~ Thachai Komolpetch
~ Puchong Tantisangwarakun
~ Chonlasit Upanigkit
Penulis:
~ Ratchapoom Boonbunchachoke
~ Homsap Chanchana
~ Chonlasit Upanigkit


Ini adalah series antologi dari Thailand, jadi setiap eps di sini tidak saling terhubung, dan banyak yang bilang kalo series ini adalah Black Mirror versi Thailand karna tema yang diangkat tentang dampak sosial media dan internet yang berujung petaka dan gua nyoba review per eps.

Eps 1.
Judul: The Lucky One
Sinopsis:
Tentang Mew Mint seorang idol yang sedang membuka sayembara, jadi ia bekerja sama dengan sebuah brand minuman, di setiap tutup botol minuman ada kode dan jika kode tersebut ditukarkan, maka orang yang beruntung akan dapat bermalam bersama Mew Mint, hal ini menumai pro dan kontra, di sisi lain ada seorang pria yang kehidupannya sedang kacau, yang mencoba mengikuti sayembara ini, namun ia tidak memiliki uang yang banyak untuk bisa membeli banyak minuman dan keberuntungan membawa petaka pun di mulai.

Note:
Pembuka segment yang cukup menarik, sekaligu menjadi tamparan keras untuk sebagian orang yang terlalu mengidolakan idolanya, atau bisa kita sebut sebagai fans fanatik. Karna di segment ini cerita seperti itu yang diangkat dan berhasil diceritakan dengan baik. Jadi di saat idola mereka bekerja sama dengan sebuah brand, ga peduli kerja sama itu negatif atau positif, fans selalu menutup mata akan hal tersebut, mereka akan lebih berfokus untuk memenangkan undiannya, dibanding membahas sisi positif atau negatifnya.

Jadi kalo dari sudut pandang orang normal, hal ini tidak jauh berbeda dengan prostitusi, karna secara ga langsung, seseorang yang memenangkan akan bermalam di hotel bersama idolanya, memang tidak disebutkan spesifik mereka akan ngapain, tapi ber 2 malam2 di hotel ga mungkin ngomongin saham dong. Di sisi lain dari sudut pandang fans fanatik, ini adalah kesempatan bagus, mereka rela menghabiskan uang puluha bahkan ratusan bath untuk membeli produk tersebut, yang di mana produknya tidak sehat untuk tubuh.

Dari sana kita paham apa yang ingin disampaikan oleh segment ini. Dan yang lebih kocaknya lagi kita disuguhkan visual, di mana fansnya membela keras kalo idolanya melakukan hal itu untuk membantu ayahnya yang sedang sakit, tapi di sisi lain si fansnya sendiri bodo amat dengan keleuarganya yang juga lagi sakit, ini lucu sih. Belum lagi ending di segment ini memiliki 2 kejutan, gua ga terkejut2 bgt sih, tapi boleh lah untuk mengakhiri ceritanya.

Rate: 3/5


Eps 2.
Judul: Sasithorn
Sinopsis:
Tentang Jane seorang yang lelah dengan pekerjaannya sebagai suster, suatu ketika saat ia pulang bekerja, ia dihadapkan dengan kecelakaan motor, karna merasa punya basic pertolongan pertama, Jane membantu korban kecelakaan tersebut dan aksi Jane menyelamatkan orang itu viral di media sosial.

Note:
Gila segment ke 2 lebih kaco lagi dibandingkan eps pertamanya dan di eps ke 2 ini gua jadi tau kalo eps 1 dan 2 saling terhubung. jadi semacam 1 universe, tapi dari segi cerita, semuanya berbeda. Gua tau saling terhubung karna ada cuplikan berita dari eps 1 di pembukan eps 2 ini dan kali ini kita disuguhkan persoalan viral di media sosial.

Di jaman yang sudah canggih, di mana orang2 berbondong2 mencari atensi dari media sosial, segment ini mengangkat tema tersebut. Jadi orang yang aktif bermedia sosial, kaget saat aksi heroiknya menuai banyak pujian di dunia maya. Dia pun merasa jadi seleb dadakan di media sosial dan setiap harinya jadi haus akan pujian positif, sampai akhirnya dia sadar kalo tidak semua orang akan suka padanya. Karna secara perlahan komentar negatif membanjiri sosmednya.

Jadi orang bukan siapa2, influencer juga bukan, tbtb orang ini tidak bisa mengendalikan masanya di internet, ditambah lagi netizen2 itu gampang terpengaruh, karna hari ini bisa saja A, besok udah berubah jadi B dan itu yang digambarkan di sini, tidak sampai di situ saja, karna hal itu dikombinasikan dengan konsep jejak digital, jadi di saat kita berada di atas, ada aja akun yang mengkorek2 masalalu kita, kesalahan kita dan di up lagi ke masa sekarang.

Jadi tekanan dan ketakutan diceritakan dengan baik, belum lagi dia pertama kali di serang sana netizen kan, jadi gua sebagai penonton aja seolah2 merasa ikut terserang dan gua ga tau apa yang harus diperbuat, karna mereka kenal karna video viral kan, otomatis dia kenal karna sisi positifnya aja, di tambah lagi viral itu candu wkwk, bagian ini yang ngebuat gua suka dengan segment ke 2 ini, karna di endingnya kita disuguhkan Jane yang mencari cara mengatasi semua ini dengan viral.

Rate: 3,5/5


Eps 3.
Judul: Hamster
Sinopsis:
Tentang keretakan hubungan antara ibu dengan putrinya, semenjak kematian suaminya, ibu jadi lebih overprotektif kepada putrinya, namun putrinya tidak pernah membantah perkataan ibunya, sampai akhirnya ibunya tau kalo putrinya selalu curhat soal dirinya di akun istagram miliknya.

Note:
Kali ini konfliknya mengenai ibu dan anak, plot yang disuguhkan seperti film Run, bedanya sang anak di sini tidak lumpuh aja, cuma sama2 dikekang oleh ibunya, semua aktifitasnya dibatasi dan ibunya melakukan itu mengatasnamakan kasih sayang. Terkadang orang2 lupa apa yang mereka anggap baik, belum tentu di anggap baik juga untuk orang lain dan di sini kondisinya si anak lebih suka mecurahkan hatinya ke sosial media dibanding berterus terang kepada ibunya.

Nah part ini yang menarik, jadi di saat ibunya tau si anak sering curhat soal ibunya di sosial mereka, mereka jadi ada jarak dan tidak percaya 1 sama lain, namun ada yang gua kurang suka, yaitu plot kebetulannya. Jadi cara masuknya konflik di sini mengandalkan plot kebetulan seperti ibunya yang sedang membersihkan keyboard tbtb kepencet histori crome anaknya, lalu si anak yang tbtb melihat struk pembelian minum dan makanan ibunya di casing hp.

Jadi aneh bgt, lagian orang mana yang bersihin keyboard dengan kodisi komputer nyala, malah bersihinnya semua tombol ditekan gtu wkwk, lalu kasus si anak, mana ada orang nyimpen struk pembelian cafe di casing hp wkwk, kalo tiket bioskop masih maklum lah ya, ini struk cafe, jadinya plot2 menuju konflik ini yang agak menganggu. Belum lagi dramanya terlalu diada2kan bgt, jadi yang harusnya damai, ada aja yang diributin, tapi terlepas dari itu Sawanya Paisarnpayak cantik bgt, walaupun segment ini ceritanya kurang dan durasinya panjang, tapi kalo ngeliat Sawanya Paisarnpayak jadi betah hehe.

Rate: 2/5


Eps 4.
Judul: Jump Scare
Sinopsis:
Tentang kehidupan orang2 di kondominium mewah, mereka saling berbagi informasi dengan sesama, sampai akhirnya ada seseorang yang ingin bunuh diri dan itu membuat semua orang panik.

Note:
Dari judulnya gua udah menjaga2 jika ada hal yang mengejutkan, namun ternyata itu tidak perlu, karna setelah gua tonton tidak ada hal yang perlu ditakutkan karna segment ke 4 ini bukan tentang hantu atau horror, lebih ke misteri dicampur dengan masyarakat yang sudah kehilangan moralnya. Jadi secara garis besar eps ke 4 ini tentang seseorang yang mau bundir, para tetangga tidak tau cewe ini siapa, yang mereka tau hanya merekam, merekam dan merekam.

Bayangin aja orang mau bundir malah di jadiin konsumsi publik dengan direkam, bahkan ada yang membuat live stream, komen2 orang yang menontonnya juga jahat bgt, ada yang nyuruh lompat, ada yang pensaran jika beneran lompat seperti apa dan banyak hal tidak bermoral lainnya, namun sayangnya semua ini tidak dibarengi dengan pembangunan cerita yang oke, alhasil ceritanya kurang maksimal.Jadi film ini dibuka dengan terburu2, tbtb langsung ada orang yang main drone, tidak lama ada kejadian dan ada orang yang mau bunuh diri.

Semua berlangsung secara cepat tanpa pengenalan apapun, bahkan awalnya gua tidak tau room chat mereka itu isinya para orang2 yang tinggal di kondo itu, gua pikir awalnya itu room chat kantoran gtu, jadi bener2 tidak diperkenalkan. Udah gtu segment ini lebih berfokus kepada misteri crimenya dibandingkan isu teknologinya. Udah gtu semua ini bisa bisa diselesaikan dengan cara mudah, yaitu si cewe ga perlu mau bundir untuk menjebloskan seseorang yang mengurungnya dan memperbudaknya wkwk, toh dia bebas dan punya bukti, tapi dia lebih menggunakan cara susah.

Rate: 1,5/5


Eps 5.
Judul: Go Hoax
Sinopsis:
Tentang perusahaan media digital atau berita yang gemar membuat berita hoax untuk menarik perhatian view dan sponsor, sampai akhirnya berita yang mereka buat menjadi kenyataan dan mereka pun panik.

Note:
Segment ke 5 ini bener2 memiliki premis yang menarik, relate dan berpotensi menjadi segment paling bagus di antara segment2 sebelumnya, namun sayangnya banyaknya konflik di sini serta komedi yang tidak masuk membuat segment ini terlihat seperti lelucon belaka. Karna yang diangkat kali ini adalah media digital, di mana jaman skrng media lebih mementingkan view, judul click bait dan segala yang menguntungkan lainnya, tanpa memperdulikan isi sebenarnya dari tulisan mereka.

Jadi 2 kakrater di sini gemar membuat tulisan hoax karna menurut mereka, berita hoax lebih mudah dimakan oleh masyarakat, sampai akhirnya salah satu berita hoax yang mereka buat di web mereka, menjadi kenyataan, nah sampe sini segment ke 5 ini udah cukup menari, tapi tbtb banyak konflik dan unsur yang dimasukan di sini seperti dating apps sama cewe tinder, sekumpulan orang yang menggunakan jas, sampai melawan perusahan besar.

Jadi perubahan berita hoax menjadi kenyataan dengan semua konfliknya rada ga masuk, padahal gua pensaran berita seperti apa lagi yang akan jadi kenyataan eh ternyata cukup 1 berita aja, sisahnya konfliknya lompat2. Udah gtu komedinya ga tepat sasaran bgt, mereka terlalu menganggap semuanya bercanda padahal situasinya serius, bukannya jadi lucu malah aneh gua ngeliatnya.

Rate: 1,5/5


Eps 6.
Judul: Honest Day
Sinopsis:
Tentang Xin dan I yang sudah berpacaran 1 tahun, karna sudah yakin, Xin mencoba melamar I untuk dinikahinya, namun I masih belum yakin dan menurutnya 1 tahun itu masih terlalu cepat. I pun meminta kawannya seorang programmer untuk menyelidiki jejak digital Xin dan ketidakpercayaan pun di mulai.

Note:
Wah gila segment ini, asli kalo percintaan mereka agak dipanjangi sedikit lagi mungkin gua bakal ikutan nangis ngeliat ending di segment ke 6 ini. Ceritanya simple, hanya seputar ketidak percayaan dan jejak digital, si cowo udah yakin kalo cewenya adalah yang terbaik buatnya, namun si cewe masih ragu karna menurutnya pacaran 1 tahun masih terlalu cepat dan dia mengkorek2 jejak digital cowonya.

Sebetulnya engga salah sih mengkorek2 jejak digital pasangan kita, cuma menurut gua agak kurang aja di saat lu mengkorek2nya pas udah mau nikah atau dilamar gtu, kalo ini terjadi kepada gua, gua akan mencari tahu sejak awal gua punya rasa, bahkan sebelum pacaran, minimal gua tau dia sukanya apa, bukan buat stalk kepo atau semacamnya, siapa tau obrolannya jadi lebih masuk juga kan, bisa aja pas gua cari fbnya, foto profil orang itu pake foto anime, kan langsung bisa ngebahas anime bareng, gtu.

Tapi terlepas dari kapan si cewe mengkorek2 jejak digitalnya, film ini cukup seru. Karna gua sebagai penonton seperti dikasih 2 pilihan, pilhan percaya kalo si Xin itu psikopat atau pilihan ke 2 percaya kalo I itu parnoan, nah ini yang seru, jadi ceritanya di buat naik turun antara kedua itu, ntr dibuat seolah2 Xin psiko, di sisi lain dibuat kalo I itu terlalu parno. Ga sampe disitu, karna kejahatan internetnya masuk sebagai twist di akhir dan itu bikin perasaan gua campur aduk. Gokil eps ini.

Rate: 3,5/5


Eps 7.
Judul: Life of Alice
Sinopsis:
Tentang Alice seorang seleb medsos yang kabur dari rumah dengan alesan tertentu, Alice pun bertemu dengan seorang penjaga toko dan pertemuan itu membuat mereka menjadi dekat dan mengungkapkan apa yang terjadi kepada Alice.

Note:
Secara ga langsung gua ngeliat segment ini mirip bgt dengan segment pertama yang berjudul The Lucky One, beda di pengmasan sama konfliknya aja, tapi cara masuk plotnya sama persis, seperti si Job seorang penjaga toko yang tidak sengaja bertemu dengan seleb yang dia sukai di internet dan semenjak itu kehidupan Hob mulai berubah secara perlahan, dan orang sekitar iri dengannya. Belum lagi cara penyelesaian endingnya juga sama persis, cuma segment ini tidak ngetiwst seperti The Lucky One.

Tema yang dibawakan cukup menarik karna tema seperti ini lagi marak di Indonesia, khususnya untuk anak2 artis wkwk. Jadi film ini mengangkat tema seorang anak yang awalnya dibuat page facebook oleh ibunya untuk memposting keseharian anak tersebut, sampai akhirnya 17 tahun berlalu dan ibunya masih memposting hal itu, namun lama kelamaan si anak ini jadi tidak bisa mengeluarkan emosinya, dia stres dan ibunya hanya memperdulikan fans2nya di luar sana dibanding dengan anaknya sendiri.

Jadi jati diri seseorang bener2 di renggut hanya karna ketenaran semata, cukup dekat dan cukup relate, namun belum aja ada kasus yang seperti ini. Cuma selain tema itu film ini terasa kurang, seperti perdebatan antara Job dan Alice yang diada2in, jadi semenit lalu mereka damai, tbtb mereka ribut seketika. Udah gtu Alice punya kuasa penuh untuk melaporkan kejadian ini, namun dia memilih jalan sulit wkwk dan dari sini gua baru tau, jadi kalo semalam kita ngewita besok paginya udah bisa dinyatakan positif lewat testpack, gua kira ada prosesnya dulu seperti seminggu atau sebulan gtu, lumayan nambah wawasan.

Rate: 2/5


Eps 8.
Judul: B.O.B
Sinopsis:
Tentang Tom seorang musisi yang hidup bersama ayahnya yang sedang sakit parah, banyak project ia hentikan hanya untuk merawat ayahnya, sampai akhirnya ia sadar ada yang aneh dengan ayahnya dan kengerian pun di mulai.

Note:
Penutup segment social syndrome ini bener2 gila dan ini yang terbaik sih, gua kira Saithorn adalah best segment, ternyata ada yang lebih keren lagi dan kali ini konsep teknologinya bener2 ditonjolkan karna di segment terakhir ini temanya adalah AI atau kecerdasan buatan antara B.O.B dan Alice, jadi di awal kita disuguhkan kisah antara kecerdasan buatan B.O.B dan Alice, jadi ada ilmuan yang membuat chatbot 2 orang dan diberi nama B.O.B dan Alice, sampai akhirnya salah satu chatbot tersebut menghilang dan tbtb muncul kembali dengan bahasa yang baru.

Dan beberapa saat kemudian B.O.B dan Alice melakukan komunikasi dengan bahasa yang baru itu dengan tujuan supaya para ilmuan yang sedang menelitinya tidak paham apa yang mereka bicarakan ini ngeri bgt sih, gua juga pernah ngeliat Agung Hapsah merangkum soal AI ini di kanal yutubnya. Dia menyebutkan ada studi kasus dimana seorang ilmuan membuat AI untuk menyelesaikan sebuah tetris, namun AI tersebut tidak bisa menyelesaikannya dan karna AI itu tidak mau kalah, alhasil dia lebih memilih untuk tidak memainkan tetris tersebut, ini creepy bgt sih, jadi dia di program dan tbtb dia punya pikiran sendiri.

Jadi dari temanya aja udah ngeri bgt ditambah lagi pengemasan segment ini adalah horror, asli gua degdegan nontoninnya, padahal bukan pure horror hantu, tapi gua dibuat takut dengan segment ini, ditambah lagi visual, jumpscare dan scoring musik yang tidak kalah mengerikannya, ceritanya sendiri agak kurang masuk di gua, gua masih kurang paham gmna caranya si AI bisa masuk ke tubuh seseorang dan yang agak kurang juga menurut gua adalah 3 karakter penolong di sini yang ga kalah freak dari AI wkwk, dia mau nolong tapi caranya serem bgt. Ya intinya sajian terakhir dari Social syndrome adalah horror scifi dengan plot teknologi yang sangat kental.

Rate: 3,5/5

Iklan:
Jual komik baru/bekas/cerita sekali tamat dan murah.
Link: shopee.co.id/dapukkk

Review singkat keseluruhan:
Review keseluruhannya singkat aja, karna jari gua udah pegel juga ngetik panjang kaya gini. Intinya Social Syndrome ini berbeda dengan Black Mirror, kalo Black Mirror lebih ke meramalkan masa yang akan datang dengan perkembangan teknologi, Social Syndrome ini lebih ke dampak yang sudah terjadi, jadi tema2 yang di bawakan di sini cukup dekat dan relate, tinggal ditambahin bumbu crime dan trhillernya aja untuk pelengkap, cuma gua akuin sebagian ada yang tidak nyambung antara cerita dengan tema dampak negatif internetnya, jadi ga semua segment di sini bagus.

Rate keseluruhan: 3/5

~ Dapukkk

Komentar

Postingan Populer