Sinopsis & Review Film The Forest of Love (2019)



Judul: The Forest of Love (2019)

Genre: Crime, Thriller, Drama

Rate imdb: 6,3/10
Rate Ane: 3,5/5

Sutradara & Penulis:
~ Sion Sono

Durasi: 2h 31m
Pemeran:
~ Kippei Shîna (Joe Murata)
~ Shinnosuke Mitsushima (Shin)
~ Kyoko Hinami (Taeko)
 
Sinopsis:
Tentang Sekelompok orang yang ingin membuat film untuk acara festival, namun mereka malah terseret ke dalam permasalahan yang cukup serius, yaitu mereka harus berhadapan dengan seorang pria yang kejahatannya sudah cukup terkenal, namun ambisi mereka membuat film tidaklah pudar dan kekacauan pun di mulai.

Gmna Kelanjutannya??

"Lelaki buaya darat, buset"
Film ini terinspirasi dari kejadian nyata, cuma pas gua nonton filmnya gua sampe lupa kalo ini adalah film yang terinspirasi dari kisah nyata, karna filmnya sendiri dikemas dengan absurd dan sangat kompilasi dramanya, alhasil gua sampe lupa dan inget lagi saat di ending diberitahu kembali kalo film ini mengambil kejadian nyata pada tahun 2002. Filmnya sendiri seputar slave, manipulatif dan thriller, jadi gua kasih warning buat yg dibawaw umur ataupun yg ga suka darah2an.

Ceritanya sendiri gua suka walaupun pengenalannya agak tidak jelas. Karna di awal kita disuguhkan pembunuh berantai misterius dan tbtb film loncat dan langsung menyorot ke 3 orang pemuda yang ingin membuat film festival gtu, dan film loncat lagi ke permasalahan cewe2 yang ga bisa move on dari masa lalu, sebetulnya masih loncat2an lagi ceritanya dan cerita2 mentah yang bercabang ini akhirnya dibuat saling terkait walaupun gua masih kurang suka dengan perjalanan kisa Murata.

Mksd gua dengan sebegtu terkenalnya dia sebagai penjahat tapi gada 1 orang pun yang menuntut balas dan bisa2nya hal penting seperti ini tidak di gubris sedikit pun, jadi kita dikenalkan dengan kakrater dia sebagai penjahat dan terkenal, abis itu ya dia melakukan aksinya sesuka hati dia, padahal jelas2 dia bisa aja di jeblosin kepenjara atau ada seseorang yang bales dendam kepadanya, namun sayangnya ceritanya tidak fokus ke 1 kakrater aja.

Jadi cerita2 yang bercabang ini membuat film bukan hanya kompilasi, tapi juga bingung memnentukan siapa pemeran utama di sini, karna hampir setiap kakrater penting mendapatkan spot yang sama. Film ini sendiri penuh dengan adegan berdarah2 dan mantap2. Kedua hal itu berhasil dimasukan ke dalam ceritanya dengan sangat baik, karna film dsni kalo gua perhatikan adalah film yang sangat manipulatif, jadi sejahat apapun lu, sebenci apapun lu kalo misalnya berhadpaan dengan seseorang yg pandai ngomong agak ribet juga ngelawanya, malahan yg tadinya lawan bisa jadi kawan hanya karna omongan.

Alur di film ini juga maju mundur untuk menceritakan masalalu beberapa kakraternya agar certia dan kakrater yang dibangun menjadi kuat, tapi untungnya para kakrater dsni konsisten dengan sifat dan sikapnya, bahkan perlahan mental mereka terkikis hanya karna apa yang mereka alami, jadi yg seharusnya film ini adalah film yg cukup deep karna pengemasannya yang absurd jadi agak aneh2 lucu gtu gua ngeliatnya.

Ya intinya Sion Sono masih berhasil menyalurkan ide gilanya ke dalam film, visualnya juga masih khas dia bgt. Bahkan di awal gua gatau kalo Film ini adalah film beliau, pas ngeliat visualnya gua langsung nebak kalo ini adalah film Sion Sono, karna visual dan perwarnaan film dia khas bgt. Oiya gua suka sama 1 quote di film ini, yaitu saat mereka membicarakan tentang film, karna dalam film tindak kekerasan apapun di legalkan dan untuk filmaker gila, ini adalah kesempatan emas menyalurkan kegilaannya, gua suka part itu.

~ Dapukkk

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer