Sinopsis & Review Film Daysleepers a.k.a Kisah 2 Jendela (2018)


#trFilm
Judul: Daysleepers a.k.a Kisah 2 Jendela (2018)

Genre: Romance, Drama

Rate imdb: 7,3/10
Rate Ane: 3/5

Sutradara & Penulis:
~ Paul Agusta

Durasi: 1h 32m
Pemeran:
~ Khiva Iskak (Leon)
~ Dinda Kanyadewi (Andrea)
~ Joko Anwar (Tito)
 
Sinopsis:
Tentang 2 orang yang memiliki kesibukan masing2, yang menjalani rutinitasnya setiap malam. Mereka ber 2 tidak saling kenal, namun mereka memiliki kesamaan, mereka sama2 bekerja pada malam hari dan ini adalah kisah rutinitas sunyi mereka ber 2.

Gmna Kelanjutannya??

"Kisah 2 orang nokturnal"
Nonton film random di Bioskoponline(dot)com, alesan lain gua menonton film ini karna ada Joko Anwar sih, gua penasaran aja sama peran dia, secara gua taunya dia hanya sutrdara dan film2 yang ia mainkan hanya sebagai figuran, nah gua kira, dia di sini mendapatkan peran penting, ternyata tidak jauh2 dari figuran juga. Ini juga film pertama yang gua tonton dari karya seorang Paul Agusta, namanya masih cukup asing di kuping gua.

Tapi setelah gua menonton ini, gokil filmnya, saking gokilnya sampe sempet ngantuk beberapa kali. Bukan karna filmnya jelek, tapi karna itu yang ingin disampaikan oleh Paul Agusta di sini, yaitu kesepian, sunyi dan nokturnal. Jadi ada 2 orang yang memiliki kehidupan masing2, pekerjaan masing2 dan aktifitas masing2 yang tidak saling mengenal melakukan aktifitas yang sama secara berulang.

Mereka adalah Andrea seorang pegawai kantor yang bekerja di kantor sendirian saat malam dan Leon seorang penulis yang ingin membuat tulisan barunya di sebuah cafe. Jadi kita disuguhkan aktifitas dari 2 orang ini. Cuma kalo gua perhatiin part Andrea ini minim bgt dialog, karna dia bekerja seorang diri dikantor, berbeda dengan Leon yang memilih tempat di Cafe.

Cuma hebatnya adalah, Paul Agusta ini mau memberikan kebosanan akan rutinitas mereka ke penonton, jadi dia mau nunjukin kalo aktifitas yang gini2 aja membosankan alhasil penonton dapet kebosanan tersebut, kebosanan dalam artian bagus ya, bukan filmnya jelek atau gmna. Karna yang namanya aktifitas monoton, kebiasan monoton itu membosankan dan kebosanan itu yang disuguhkan lewat sunyinya malam, lewat sepinya malam.

Jadi selain kesepian film ini bener2 menyuguhkan alur film yang super duper lambat, tidak disarankan untuk yang tidak suka. Kita hanya di perlihatkan aktifitas mereka pada malam hari aja, bangun sore, prepare, mandi, kerja, pulang, udah gtu2 aja yang disuguhkan oleh film ini, namun kesepiannya ini yang tidak biasa, jadi gua bener2 disuguhkan pergelutan dengan kesepian.

Di film ini juga ada adegan di mana Leon menyindir salah satu karya dari Paul Agusta melalui dialognya, dia bilang film dia yang judulnya Parts of the Hearts itu jelek, gua dalem hati bergumam, berani bener nyindir film sendiri jelek, karna kan dalam suatu karya tidak cuma 1 orang yang terlibat (tidak semua), mengakui itu hak tapi menjaga perasaan orang lain itu suatu keharusan sih, jadi salut dia mengisi kekosongan disela2 film ini dengan mengejek karyanya sendiri.

Scoring di film ini juga bener2 menambah kesunyiannya, jadi kita disuguhkan scoring yang super annoying, kita tidak tau itu suara apa, tapi suara itu menemani sepinya malam, jadi suara yang harusnya bisa menjadikan teman dikala sepi, ini malah dibuat tambah sepi lagi, ya intinya ini kurang cocok untuk kalian yang suka film lambat, minim dialog, sekalinya ada dialog kaku bgt kaya percakapan yang ada di modul bahasa inggris.

~ Dapukkk

Komentar

Postingan Populer