Teror Dengan Dalih Agama #KAMITIDAKTAKUT

Teror dengan dalih agama tidak akan pernah dibenarkan. Agama tidak pernah mengutus para peneror sebagai utusan menyebarkan keagamaan. Agama tidak pernah mengajarkan kekerasan atas nama apapun dan tidak pernah membenarkannya. 

Malam hari raya umat Nasrani, dan dua hari sebelum bulan suci, dimana umat Islam berpuasa, Muncul teror2 yang berarti ada bukti bahwa mereka tidak menghormati umat beragama. Mereka tidak menghargai hari dan bulan suci dengan ingin mencoba mengotorinya. Walaupun dikotori sekotor apapun, bulan suci tetaplah bulan yang pasti dijaga kesuciannya. Orang2 yang mengotori sesuatu dimana hal itu disucikan, berarti ia sendiri menista agama. 

Peneror dengan dalih agama adalah penista agama. Dan berarti juga, bahwa terorisme bukan bagian dari agama islam.
Orang-orang dengan teror yang membuat takut, depresi dan fobia adalah karena tidak memilikinya sifat kemanusiaan. Jika kemudian dikaitkan dengan agama. Maka bukankah bahwa agama diturunkan pada manusia sebagai ihwal kemanusiaan. 

Ketidakberadaban bukan bagian dari agama. Peneror adalah penista manusia.
Sebagai makhluk yang tercipta memiliki akal, manusia haruslah tahu, bahwa tidak ada kata sakit pada akal. Sakit hati ada, tetapi tidak ada sakit akal. 

Peneror adalah orang yang menggunakan akal tidak pada tempatnya. Dan orang2 yang tidak suka pada peneror karena sakit hati kemudian melampiaskan kemarahan pada peneror juga layak disebut tidak menggunakan akal pada tempatnya. 

Kebencian tidak dapat dilawan dengan kebencian. jika tidak ingin terbawa logika kebencian haruslah kita gunakan energi cinta dan kasih sayang sebagai balasan teror atas kebencian. Cinta kasih Sebagai binari oposisi kebencian kebencian yang mulai merebak akhir 2016 dan harus diatasi. 

Marilah perjuangkan kemanusiaan dengan cinta dan kasih, bukan perjuangan yang hanya mementingkan ego diri sendiri. Awal dari teror adalah kebencian dan muasal dari perselisihan adalah kepentingan pribadi.

Kita satukan kepentingan-kepentingan pribadi menjadi kepentingan rakyat Indonesia. Perbedaan adalah akar dari khazanah kekayaan dan kekuatan kita semua sebagai bangsa dan negara. Setidaknya, teriakkan lantang bersama mulai dari hati dan pikiran masing-masing, “Kami Tidak Takut!



Komentar

Postingan Populer