#Cerita Horror 13 ( Delicious soup )
#Cerita Horror 13 ( Delicious soup )
By : Adha dzulfa
"Cepatlah sedikit, jangan sampai ada yang tau". Aku mendengar suara itu dari belakang rumah ku, ah aku berfikir itu hanya perasaan aku saja. Oh iya nama ku Andy aku mempunyai restoran makanan musim dingin, seperti Sup, Ramen, dan makanan hangat lainnya. Di sini sekang sedang musim hujan, restoran keluarga ku sangat ramai, datanglah kesini. Sup buatan kami sangat enak!.
Jam dinding menunjukan jam 02:00, lagi lagi aku mendengar suara yang tadi, ternyata aku tidak salah, itu tidak hanya perasaan ku saja. aku sangat penasaran. Dan dia berbicara lagi "Cepat lah sedikit, ini bahan sup kita, cepatt hati hati Bawanya.". Suaranya tidak asing di telingaku, seperti suara Ibuku, tapi ah ngapain dia?. Aku penasaran, sangat penasaran aku mengendap endap jalan ke luar kamar, menuju dapur, astaga aku sangat penasaran.
.
.
.
PRANGGG!!!
Ah sialan, kenapa aku harus seceroboh ini? Astaga aku menjatuhkan panci milik ibuku. Aku membeku. Aku langsung lari ke kamar ku dan menutup pintu.
Besoknya, aku masih kefikiran dengan hal yang terjadi semalam. Seperti biasa aku hanya membatu Ibuku memotong sayuran di ruang tamu. Tiba tib Ibuku datang ke arah ku, oh tuhan aku sangat ketakutan, apakah ibu ku tau kalau yang semalam itu aku?. Ibuku berbicara "Dy kamu dengar tidak semalam ada suara sesuatu yang jatuh?". Aku membalasnya "ah tidak bu, aku tertidur pulas semalam." . "Oh yasudah ibu ke dapur dulu". Huh keringat ku hampir bercucuran, ternyata benar. Yang semalam itu ibuku
"Ibu aku mau membantu potong daging dong, sekali kali bu. Aku ingin tahu"
"Tidak boleh, kamu tidak bisa Dy."
Huh padahal aku sangat bosan hanya memotong sayuran saja. Ada yang aneh dari gerak gerik ibuku, aku mencoba intip ke dapur Ibu, astaga aku sangat kaget, ia sedang memotong daging manusia, astaga tubuhku tidak bisa bergerak.
Oh no! Aku ketahuan mengintip, Ibuku menatap ku dengan tampang setan, ini bukan ibuku, ibuku tidak seperti ini. "Nak, ibu sudah bilang apa?." Dia tersenyum. "Besok giliran mu, nak. Orang ini adalah orang sepertimu, yang diam diam mengintip ke dapur, dan ketahuan."
Jadi yang selama ini. Kami Makan adalah ini..
By : Adha dzulfa
"Cepatlah sedikit, jangan sampai ada yang tau". Aku mendengar suara itu dari belakang rumah ku, ah aku berfikir itu hanya perasaan aku saja. Oh iya nama ku Andy aku mempunyai restoran makanan musim dingin, seperti Sup, Ramen, dan makanan hangat lainnya. Di sini sekang sedang musim hujan, restoran keluarga ku sangat ramai, datanglah kesini. Sup buatan kami sangat enak!.
Jam dinding menunjukan jam 02:00, lagi lagi aku mendengar suara yang tadi, ternyata aku tidak salah, itu tidak hanya perasaan ku saja. aku sangat penasaran. Dan dia berbicara lagi "Cepat lah sedikit, ini bahan sup kita, cepatt hati hati Bawanya.". Suaranya tidak asing di telingaku, seperti suara Ibuku, tapi ah ngapain dia?. Aku penasaran, sangat penasaran aku mengendap endap jalan ke luar kamar, menuju dapur, astaga aku sangat penasaran.
.
.
.
PRANGGG!!!
Ah sialan, kenapa aku harus seceroboh ini? Astaga aku menjatuhkan panci milik ibuku. Aku membeku. Aku langsung lari ke kamar ku dan menutup pintu.
Besoknya, aku masih kefikiran dengan hal yang terjadi semalam. Seperti biasa aku hanya membatu Ibuku memotong sayuran di ruang tamu. Tiba tib Ibuku datang ke arah ku, oh tuhan aku sangat ketakutan, apakah ibu ku tau kalau yang semalam itu aku?. Ibuku berbicara "Dy kamu dengar tidak semalam ada suara sesuatu yang jatuh?". Aku membalasnya "ah tidak bu, aku tertidur pulas semalam." . "Oh yasudah ibu ke dapur dulu". Huh keringat ku hampir bercucuran, ternyata benar. Yang semalam itu ibuku
"Ibu aku mau membantu potong daging dong, sekali kali bu. Aku ingin tahu"
"Tidak boleh, kamu tidak bisa Dy."
Huh padahal aku sangat bosan hanya memotong sayuran saja. Ada yang aneh dari gerak gerik ibuku, aku mencoba intip ke dapur Ibu, astaga aku sangat kaget, ia sedang memotong daging manusia, astaga tubuhku tidak bisa bergerak.
Oh no! Aku ketahuan mengintip, Ibuku menatap ku dengan tampang setan, ini bukan ibuku, ibuku tidak seperti ini. "Nak, ibu sudah bilang apa?." Dia tersenyum. "Besok giliran mu, nak. Orang ini adalah orang sepertimu, yang diam diam mengintip ke dapur, dan ketahuan."
Jadi yang selama ini. Kami Makan adalah ini..
Komentar
Posting Komentar